Kuliah. Hal yang wajib bagi mereka yang ingin meneruskan dan menambah lagi ketrampilan serta wawasan mereka. Mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia luar yang sarat dengan konflik. Kuliah sepertinya dipandang mudah oleh para khalayak ramai yang belum mengalami masa kuliah tersebut. Dan juga image Sarjana yang kebanyakan nganggur setelah wisuda membuat masyarakat memandang kuliah itu seperti bermain petak umpet. Sekali bersembunyi dan merantau untuk belajar di Perguruan Tinggi, hasilnya mereka akan ketahuan bahwa mereka tidak serius untuk kuliah. Dan menganggur lah status mereka. Lalu bagaimana peran pemerintah untuk mengatasi pengangguran yang semakin meledak? Bagaimana peran kita untuk membantu pemerintah dalam mengatasi hal tersebut? Bagaimana pula peran pendidikan sendiri?
Saat ini marak sekali yang namanya lulusan SMA ingin masuk ke Perguruan Tinggi favorit terutama yang dari Negeri. Sejak dahulu pun lulusan SMP juga lebih berminat meneruskan ke SMA, bukan SMK atau STM. SMA yang mereka pilih pun juga yang favorit. Diterima di Sekolah favorit membuat mereka bangga dan derajat sosialnya menjadi tinggi. Entah ini karena perekembangan zaman ataukah sudah tradisi dari keluarga yang membiasakan dan menganjurkan anaknya masuk ke SMA dan Perguruan tinggi. Sebenarnya hal ini juga merupakan suatu masalah sosial yang di dalamnya menyangkut tentang pendidikan dan perkembangan generasi muda. Mereka yang lebih berminat masuk ke SMA wajib melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi. Namun bagi mereka yang lebih berminat masuk ke SMK atau STM, boleh langsung kerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi. Sebenarnya upaya pemerintah memperbanyak dan mengembangkan SMK atau STM untuk Indonesia dan menggunakan jargon "SMK Bisa!" adalah hal yang positif dan mengurangi pengangguran yang membludag. Memang seperti itu, namun peminat di SMK malah lebih sedikit dari peminat SMA.
Kemudian mereka yang lulus SMA wajib untuk melanjutkan study nya ke Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi yang mereka pilih tentunya yang favorit dan sudah mendunia serta dikenal banyak orang. Namun mereka bingung harus memilih jurusan yang tepat dan prospek kerja ke depannya bagaimana. Mereka yang sudah mantap dalam memilih jurusan, akan lebih mudah untuk mengekspresikan dirinya serta mampu menjadi agen perubahan bagi negara. Namun bagi mereka yang masuk Perguruan Tinggi hanya karena gengsi atau pilihan jurusan yang mereka pilih itu asal-asalan, maka entah bagaimana jadinya lulusan tersebut nantinya. Inilah salah satu penyebab mengapa dari sekian banyak Sarjana, mayoritas menganggur. Hal inilah yang wajib diantisipasi dan diselesaikan oleh kita.
Pemerintah sebenarnya telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun mungkin belum maksimal dan hasilnya pun belum cukup memuaskan. Mengontrol kualitas Perguruan Tinggi pun juga tidak mudah. Kadang kala mereka meninggikan kualitas namun yang dikejar sebenarnya adalah kuantitas. Dari dosen sendiri kadang ada yang sangat meningkatkan kualitas dari mahasiswa. Namun tidak jarang pula dosen yang hanya mementingkat gaji saja dan mereka cenderung bersikap sok sibuk. Hal inilah yang terkadang membuat mahasiswa cenderung malas kuliah dan berdampak pada lulusannya.
Pendidikan harusnya memperbaiki dan mengembangkan kualitas dari generasi muda. Materi pendidikan pun harus up to date dan tak ketinggalan jaman, sesuai dengan era global ini. Materi pendidikan di Indonesia sebenarnya terlalu banyak. Tidak seperti di negara Barat yang cenderung lebih mengutamakan bakat yang dimiliki siswa dan mencakup semua aspek kehidupan. Inilah masalahnya. Sebenarnya apa yang ingin dicapai pendidikan dengan materi pelajaran yang terlalu banyak. Hal itu yang membuat mereka bosan dengan pelajaran yang mereka pelajari.
Peran kita sebagai generasi muda dan masyarakat awam sangatlah penting. Kita harus memberikan mereka dukungan secara moral dan spiritual agar mereka bisa semangat menuju kehidupan yang makmur dan sejahtera tanpa ada pengangguran. Dan mungkin saja kita bisa membuka lapangan pekerjaan baru untuk mereka yang menganggur. Dengan kita membuka lapangan pekerjaan, maka akan membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran yang teramat banyak. Mari kita jadikan Indonesia bebas dari pengangguran dan tumbuh para wiraswasta yang memberikan kontribusi tinggi untuk negara. Kalau bukan kita, SIAPA LAGI???
Kemudian mereka yang lulus SMA wajib untuk melanjutkan study nya ke Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi yang mereka pilih tentunya yang favorit dan sudah mendunia serta dikenal banyak orang. Namun mereka bingung harus memilih jurusan yang tepat dan prospek kerja ke depannya bagaimana. Mereka yang sudah mantap dalam memilih jurusan, akan lebih mudah untuk mengekspresikan dirinya serta mampu menjadi agen perubahan bagi negara. Namun bagi mereka yang masuk Perguruan Tinggi hanya karena gengsi atau pilihan jurusan yang mereka pilih itu asal-asalan, maka entah bagaimana jadinya lulusan tersebut nantinya. Inilah salah satu penyebab mengapa dari sekian banyak Sarjana, mayoritas menganggur. Hal inilah yang wajib diantisipasi dan diselesaikan oleh kita.
Pemerintah sebenarnya telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun mungkin belum maksimal dan hasilnya pun belum cukup memuaskan. Mengontrol kualitas Perguruan Tinggi pun juga tidak mudah. Kadang kala mereka meninggikan kualitas namun yang dikejar sebenarnya adalah kuantitas. Dari dosen sendiri kadang ada yang sangat meningkatkan kualitas dari mahasiswa. Namun tidak jarang pula dosen yang hanya mementingkat gaji saja dan mereka cenderung bersikap sok sibuk. Hal inilah yang terkadang membuat mahasiswa cenderung malas kuliah dan berdampak pada lulusannya.
Pendidikan harusnya memperbaiki dan mengembangkan kualitas dari generasi muda. Materi pendidikan pun harus up to date dan tak ketinggalan jaman, sesuai dengan era global ini. Materi pendidikan di Indonesia sebenarnya terlalu banyak. Tidak seperti di negara Barat yang cenderung lebih mengutamakan bakat yang dimiliki siswa dan mencakup semua aspek kehidupan. Inilah masalahnya. Sebenarnya apa yang ingin dicapai pendidikan dengan materi pelajaran yang terlalu banyak. Hal itu yang membuat mereka bosan dengan pelajaran yang mereka pelajari.
Peran kita sebagai generasi muda dan masyarakat awam sangatlah penting. Kita harus memberikan mereka dukungan secara moral dan spiritual agar mereka bisa semangat menuju kehidupan yang makmur dan sejahtera tanpa ada pengangguran. Dan mungkin saja kita bisa membuka lapangan pekerjaan baru untuk mereka yang menganggur. Dengan kita membuka lapangan pekerjaan, maka akan membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran yang teramat banyak. Mari kita jadikan Indonesia bebas dari pengangguran dan tumbuh para wiraswasta yang memberikan kontribusi tinggi untuk negara. Kalau bukan kita, SIAPA LAGI???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar