Merindukan
saat-saat kita tertawa bersama. Bersama dengan pak Tejo Nurseto, trainer yang
memang menurut kami benar-benar sangat handal and the best pokoknya. He made
me so spirit. Beliau membuat perubahan dalam diri kami. Perubahan yang
menjadikan kami semakin siap untuk hadapi segala rintangan dan halangan hidup.
Menjadikan kami semakin percaya diri dengan apa yang kita miliki. Beliau sangat
berharga dan sangat memberikan kesan baik kepada kami. Beliaulah yang membuat
kami semakin maju dan berkembang. Kami yang notabene nantinya adalah guru
sekolah dasar, sangat mendapatkan inspirasi dari beliau. Beliau adalah
inspirasi bagi kami. Beliau memberikan inovasi tersendiri dan bisa memberikan
bekas dalam ingatan kami. Hemm... bisa dibilang bukan bekas, tapi sangat
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada kami.
Kami
merindukan beliau. Sangat merindukan beliau. Gaya beliau yang unik. Cara
mengajar beliau yang IT sekali. Style beliau yang aneh. Kami benar-benar sangat
merindukan beliau. Keberadaan beliau yang mampu memberikan semangat dan
confidence kepada kami. Khususnya kepadaku adalah beliau bisa membuat aku
semakin percaya diri dengan apa yang aku miliki dan aku lakukan. Beliau benar-
benar sang inspirator untuk para pendidik Indonesia bahkan seluruh Dunia.
Jujur
saja, aku dulu pernah memberontak dan tidak setuju dengan cara pengajaran dari
beliau. Namun berontakanku bukan dari tindakan aku, tetapi dari ucapan. Dahulu
ketika awal-awal kuliah dan saat itu presentasi, kelompokku terlambat hadir
sehingga memuat kami kehilangan informasi. Setelah perkuliahan selesai, aku
bersikap biasa saja. Namun beberapa hari kemudian, aku mendapatkan kabar bahwa
jika memberikan komentar di facebook nya beliau maka akan mendapatkan point
plus. Aku kaget. Sejak kapan peraturan itu ada? Aku bahkan tak tahu sama sekali
kalau ada peraturan seperti itu. Akulah yang terakhir kali mengetahui peraturan
tersebut, itupun tahu dari Enggar dan dia tahu tepat sebelum aku tahu. Seketika
aku langsung murka dan emosi mendengar dan mengetahui peraturan seperti itu.
Teman-teman sekelas sudah banyak yang berkomentar di upload an foto hasil
presentasi kelas kami kemarin. Dan mereka yang terlambat berkomentar tidak akan
mendapatkan nilai atau tidak akan mendapatkan point plus plus. Aku sangat
gusar. Lalu aku memberanikan diri untuk berkomentar yang isinya adalah aku
sangat marah dengan adanya penilaian di dalam facebook melalui
komentar-komentar. Sungguh tidak fair sekali. Bagaimana dengan teman-teman yang
tidak memiliki akun facebook? Hemm,,, aku bahkan pernah menulis status di
facebook ku yang intinya adalah menghujat beliau sebagai dosen yang tidak adil
dalam melakukan penilaian. Kegusaranku berjalan kurang lebih seminggu. Kemudian
aku bersikap cuek dengan apa yang terjadi. Kemudian suatu saat ketika
perkuliahan berlangsung, beliau berkata, “berhati-hatilah dalam membuat status
di facebook, karena apa yang kamu tulis di facebook itu adalah cerminan dari
diri kamu sendiri. Dan akan membuat kamu terjerumus dalam suatu masalah.”
Seketika aku langsung mak jlebbb.....ngrasaaaaaaa sekali bahwa aku selama ini
terlalu terbuka dengan yang namanya facebook. Status-statusku selama ini sangat
galau dan bahkan mungkin bisa membuat orang lain terluka dan kecewa. Dan yang
paling aku sesali adalah dulu aku pernah mebuat status yang menghujat beliau.
Hemmm.. maaf pak.... kini aku sadar bahwa ucapan sangat bermakna dan berdampak
pada diri sendiri bahkan orang lain. Jadi mulai sekarang harus berhati-hati
dalam berucap dan membuat status di facebook.
Baguus oppi :D Ditunggu cerita yg lain, semangaatt
BalasHapuspunyamu juga bagus vil... haha.. aku udah lama vakum ini.. blm dapet ilham
Hapus