Gelak tawa malam ini sangat mengasyikkan. Aku, Wati dan mbak Tiwi ngobrol untuk sekedar melepas kepenatan selama sehari dan mengenang masa lalu sebelum berada di kos. Waktu itu sebenarnya aku yang mengajak mbak Tiwi untuk duduk di depan dapur. Aku ingin curhat sesuatu tentang masalahku dengan laki-laki yang aku sayangi dan cintai. Setelah beberapa menit kemudian, datanglah Wati. Dia bergabung dengan kami. Aku dan mbak Tiwi duduk, dan Wati berdiri sambil mondar-mandir seperti peragawati yang lagi nyari anting-anting yang jatuh.
Kami bergiliran untuk cerita mengenai kisah cinta kita. Berawal dari aku. Aku bercerita tentang Mr.M yang sangat aku sayangi. Aku sudah berulang kali menceritakan kisahku dengan Mr. M. Bahkan mungkin mereka sudah bosan dengan cerita cintaku yang begitu rumit ini. Setelah aku selesai menceritakan kisahku, lalu mbak Tiwi langsung nyambung ke kisahnya. Kisah cintanya. Kisah persahabatannya. Wati pun ikut menyambung cerita tentang kisah cinta itu. Kami saling sambung menyambung.
"Ohh.. mantannya sudah satu ya... Kalau aku sih belum punya mantan. Nikah langsung aja yuk!!" kata Wati sok memperagakan ketika dia bertemu dengan jodohnya dan berkata seperti itu tadi. Aku dan mbak Tiwi hanya tertawa terbahak-bahak.
"Jodohku sedang apa ya sekarang?" ceplos Wati ketika kami sedang asyik
bincang-bincang di tengah malam sebelum kami berangkat ke pulau kapuk. Aku kaget mendengar ceplosan dari Wati ini. Aku memandang mbak Tiwi. Dan kami.. hahahahaha.. tertawa lagi....
"Mungkin jodohku sedang kerja sekarang." jawab mbak Tiwi.
"ehmm.. kalau aku... mungkin jodohku sedang..... " aku diam. Aku memikirkan Mr. M yang saat ini sedang berdua dengan pacarnya. Ahhh...bikin sakit hati saja. ehhmm....
Tiba-tiba Wati nyeplos lagi. "..sedang berpacaran dengan orang lain... hahaha.. ya kan...?" katanya.
"aahhh.. kamu tu ya..." aku malu sekaligus jengkel. Hemm.. mengapa aku mengalami nasib seperti ini.
Mbak Tiwi dan Wati langsung tertawa lagi... huaaa.. senang sekali mereka melihatku seperti ini.
Gelak tawa yang sangat keras dan menyenangkan. Membuatku lupa dengan masalah yang sedang aku hadapi. Terima kasih kawan-kawan kosku.
Lalu kami melanjutkan berbicara mengenai masa-masa ujian tulis masuk perguruan tinggi hingga akhirnya diterima. Kenangan yang sangat menegangkan dan menyenagkan untuk mbak Tiwi dan tiga kawannya yang nekad ke Jogja dan sebelumnya belum pernah ke sini. Mbak Tiwi menceritakan kejengkelannya tentang teman-temannya yang membuat panik dan khawatir saja pada masa-masa itu. Aku menyimaknya. Tiba-tiba Wati menanggapi dengan perbandingan dirinya ketika masa dulu.
"Aku lih mbiyen ora kaya kue yaa... mbolang dhewekan padahal lih urung tau maring Jogja." kata Wati dengan logat ngapaknya.
Disambung dengan mbak Tiwi. "Lhah, bayangno Ti. Wis kesel-kesel kok ya dikerjani karo kancane dhewe. Kan yo marakne mangkel to. " ucapnya.
"Iya sih ya... tapi mbok kayak aku kie,... aku iso dhewekan.. hahaha"tanggap Wati.
Mereka akhirnya berdebat seperti itu. Aku hanya diam dan terkadang tertawa melihat mereka. Lalu aku terbayang Mr. M. Sedang apa dia sekarang? Apa yang dia lakukan dengan pacarnya? Firasatku...khawatir...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar