Selasa, 25 Juni 2013

Cahaya Terakhir (ep.2)

"Iya, Fan. Aku menyukaimu." kata Mirza tiba-tiba.

"Hhah...?? Apa???? Kamu tidak becanda kan, Za.???" Taufan terkejut sambil melihat wajah Mirza yang serius masih menatap bias lampu mobil.

"AWAS, Fan!!! Lihat depan....!!! Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..........." teriak Mirza. Taufan membanting stir ke arah pohon besar dekat selokan.Cahaya mobil semakin terang. Bagasi depan terbuka keluar asap. Gelap.

***

"Paman Taufan!" sapa Dita.

"Iya, sayang. Ada apa? Ibu kamu di mana?"tanya Taufan pada anak kecil itu.

"Ibu di dapur, paman. Tadi ibu nyari paman. ayo paman ke sana.."ajak Dita. Taufan menghampiri Dita dan mengajaknya untuk pergi ke dapur menemui ibu Dita.

"Paman, Dita main ke tempat teman saja dulu ya..."pinta Dita. Dita langsung berlari pergi melepaskan gandengan tangan Taufan menuju ke depan halaman rumahnya dan menemui teman-temannya. Taufan melanjutkan langkahnya untuk pergi ke dapur.

"Lagi masak apa?"tanya Taufan pada perempuan muda cantik yang sedang menggoreng lauk.

"Masak sup jagung kesukaan Dita, mas. Ini juga lagi nggoreng tempe buat lauk." jawab perempuan itu. Taufan menghampiri perempuan itu dan mengambil sebuah tempe goreng matang yang sedang ditiriskan.

"ihhh....sukanya asal comot aja nih. Kebiasaan kamu dari dulu memang tidak berubah ya, mas!!"komentar perempuan itu.

"Biarin. Eh iya, dek. Apa yang ingin kamu katakan padaku?"tanya Taufan.

"eh... iya, mas... mengenai Dita. Begini, Dita kan sekarang sudah mulai memasuki bangku belajar. Adek juga tidak ingin Dita mendapatkan teman bermain yang kurang tepat. Bagaimana kalau Dita dimasukkan ke Playgroup saja? Adek juga ingin kerja, mas. Adek juga tak ingin merepotkan mas Taufan terus menerus. di playgroup kan Dita bisa bermain sepuasnya. Selain banyak teman, di sana juga ada pengasuh yang selalu memantau gerak Dita. Bagaimana menurut mas? Adek berharap sih mas Taufan menyetujui usulan adek."jelas perempuan tadi.

"ehmm... begitu ya keinginan adek. Sebenarnya mas Taufan tidak keberatan jika mas menanggung kehidupan kalian berdua. Mas kan juga kakak kamu dan pamannya Dita. Kalau menurut mas sih Dita boleh-boleh saja dimasukkan ke playgroup. Tapi jangan seharian ditaruh di sana. Kasihan dia. Dita masih terlalu kecil untuk ditinggalkan ibunya lama-lama."jawab Taufan.

"Iya, mas. Berarti boleh kan? Baiklah, besok temani adek untuk pergi ke playgroup Dita ya, mas."pinta perempuan itu.

Keesokan harinya, Dita, ibunya dan Taufan pergi ke playgroup Dita. Tempatnya sekitar 15 menit dari rumah Dita. Dita sangat senang sekali berada di tempat tersebut. Dengan usianya yang baru 3 tahun, dia sudah mau untuk hidup mandiri dan jauh dari orang tua sejenak di playgroup. Hari itu juga Dita mulai untuk belajar dan bermain di sana. Taufan dan ibu Dita pergi meninggalkan Dita. Ibu Dita pergi ke tempat kerjanya yaitu sebuah Resort dan Spa di daerah Kaliurang, sedangkan Taufan pergi ke tempat kerjanya yaitu di tempat yang sama dengan tempat kerja ibu Dita.
Ya.. mereka berada dalam satu tempat kerja. Namun bagian yang mereka dapatkan tentunya berbeda. Taufan adalah pemilik Resort itu dan ibu DIta adalah reseptionis di resort milik Taufan.

Ini adalah hari pertama ibu Dita bekerja. Atas permintaan ibu Dita, Taufan akhirnya memberikan pekerjaan tersebut. Sebenarnya Taufan sangat berat hati bila reseptionis menjadi pekerjaan ibu Dita. Seharusnya bukan bagian itu yang harus diberikan kepadanya. Namun pangkat lain yang lebih tinggi dari reseptionis. Taufan tak bisa berkutik. Ibu Dita sendiri yang menginginkan pekerjaan tersebut.

-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar