Kamis, 20 Juni 2013

Keyakinan CInta

Rintik-rintik hujan ini sangat lembut. Tetesan air yang merdu mendayu bergantian mengiringi kisah malam ini. Victoria duduk di hadapan laptop dan masih asyik menarikan jari-jarinya. Jari-jari itu sebentar berhenti, sebentar menari. Bak tarian senam kebugaran jasmani yang terkadang cepat, terkadang lambat. Ada pemanasan dan pendinginan. Namun tak beraturan. Ada langkah kiri dan langkah kanan, namun tak seimbang.

Victoria teringat dengan yang dikatakan Stephan tadi malam. Dihadapan kekasihnya, Ane, ia menyatakan bahwa ia hanya sekedar menyukai Victoria. Ia berkata, "Aku sangat mencintaimu, Ane. Tak tahukah yang aku rasakan selama ini? Masih kurang percayakah kamu padaku? Apa yang ingin kau tanyakan dan gundahkan, Ane? Aku hanya menyukai Victoria, tidak lebih. Kami bersahabat."

Victoria terdiam. Ada desiran panas di hatinya. Pengakuan Stephan tentang dirinya sangatlah memukul dan mencabik-cabik jantungnya. Ucapan manis di bibir Stephan selama ini hanya buaian belaka. Victoria ingin menangis. Air mata telah membendung di matanya. Namun ia berusaha untuk bertahan. Tak ingin menangis di hadapan Stephan dan Ane.

Ane masih terdiam. Menatap lantai dengan tatapan amarah. Stephan kembali menjelaskan mengenai apapun yang telah terjadi. Antara Victoria, Ane, dan dirinya. Stephan berusaha untuk menjelaskan kepada Ane bahwa ia dan Victoria tak menjalin hubungan spesial. Tak ada. Hanya sebuah persahabatan.

Victoria masih terdiam membisu. Pengakuan itu. Palsu. Janji itu, palsu. Padahal Stephan dan Victoria telah berbuat melebihi batas sebuah persahabatan. Ya... mereka berpacaran. Diam-diam.

Setelah kesaksian itu, Victoria semakin mengalah. Ia lelah. Ia ingin pingsan, namun tak tahu cara untuk pingsan. Pening. Victoria berusaha menahan sakitnya. Di hadapan mereka. Namun, Victoria masih sangat yakin. Meski Stephan berkata seperti itu, ia masih sangat mencintai dan menyayangi Victoria. Victoria sangat yakin bahwa Stephan adalah jodohnya. Namun mungkin bukan untuk saat ini. Suatu saat, jika Tuhan berkehendak. Victoria sangat berharap. Stephan menjadi kekasih terakhir dalam hidupnya. -end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar