Selasa, 18 Juni 2013

Lotek, I'm in Love (part 2_ end)

"Terima kasih, mbak." kata Bambang ketika pelayan warung tersebut selesai menurunkan makanan pesanan mereka. Bambang melihat Radit dengan heran.

"heh Dit, ini makanannya udah sampai ni. Kamu mau makan gak? katanya laper banget."tanya Bambang pada Radit yang sedang memandang riang wajah ayu pelayan warung tadi.

"Santai donk bro...eh bro.. hati gue deg deg serr banget nih lihat mbak pelayan lotek barusan. Ahhh.... senyumnya itu lhoh, nada suaranya juga... ahh.. bikin gue kesengsem, Bam. Emangnya orang Jogja tu manis dan ramah kayak mbak lotek tadi ya? boleh donk ambil satu buat aku bawa pulang ke kampung halaman. Sekalian mau gue kenalin ke nyokap gue kalau dia itu calon istri gue.. hahaha..."jawab Radit panjang lebar.

"iihh... enak lo dit. Gue gak mau mikir. Udah, makan dulu aja sana."ucap Bambang. Lalu Bambang melirik mbak pelayan lotek tadi yang sedang melayani pembeli lainnya. Bambang melihat, ada rasa kedamaian ketika melihat dan memandang perempuan itu. Paras ayunya yang mirip Laudya Cyntia Bella, tingginya seperti Aishwarya Rai, dan langsingnya persis dengan Sandra Dewi. Ya... Bambang terpesona.

Bambang dan Radit menikmati suguhan lotek pedas dan nikmat. Bambang masih terbayang-bayang wajah ayu gadis pelayan lotek tadi. Radit pun sesekali meilirik gadis tersebut ketika sedang melayani pembeli lainnya. Beberapa menit kemudian mereka telah selesai makan. Hari sudah sore. Tiba saatnya mereka untuk pulang. Namun ada keganjalan dalam hati mereka. Ada sesuatu.

"Bam, gue kok rasanya gak mau pergi dari sini yaa...? Gue ngrasa kudu terus bareng ma cewek tadi. ahhh..gila..."ucap Radit.

"halaah...kamu tu... ayo balik! Keburu malem... gue gak mau pulang malem-malem.. Nanti dimarahi sama cewek gue." kata Bambang sedikit menggertak Radit. Dalam hatinya, dia pun tak ingin beranjak dari tempat itu. Ya... bersama mbak pelayan lotek.

Bambang memaksa Radit untuk balik. Setelah membayar makanannya, mereka langsung pulang ke rumah nenek Bambang. Dalam perjalanan, ada yang aneh lagi. Seperti ada sesuatu yang membuat Bambang bertanya-tanya tentang gadis pelayan lotek tadi. Tadi ketika ia sedang di warung lotek, mereka terpesona dengan paras ayunya hingga merasa tentram dan damai. Namun setelah keluar dari warung lotek tersebut, ada perbedaan. Rasanya seperti.... ada sesuatu hal gaib yang membuat mereka seperti itu. Bambang bingung. Ia mulai mengingat-ingat. Bukankah tadi hanya ada dua penjual di warung lotek tadi. Ibu usia 40-an dan nenek usia 60-an. Tak ada gadis satu pun. Bahkan mereka tak memiliki pelayan. Warung mereka kecil. Lalu setelah gadis itu keluar, nenek-nenek tadi menghilang. Tak menampakkan wajahnya kembali. Padahal tidak ada sekat sekalipun antara tempat membuat makanan dan tempat untuk pelanggan. Sehingga tentunya pelanggan tahu dan dapat melihat apa yang dilakukan oleh penjual.

Bambang baru menyadarinya. Di perjalanan, ia merasa mual mengingat gadis itu. Mual karena wajah ayunya tak asli. Ya... Bambang baru sadar. Bambang baru bisa melihat sosok asli gadis tadi. Gadis pelayan lotek itu adalah seorang nenek-nenek yang menggunakan susuk agar terlihat awet muda. Bahkan hingga seperti gadis belia. Bambang mual. Ia menghentikan motornya tepat di depan rumah neneknya. Radit yang berada di belakang Bambang, masih asyik tertidur sambil merangkul Bambang. Mirip anak kecil.

Ya.... gadis itu adalah wujud suatu penarik agar pembeli banyak yang suka dengan lotek warung tersebut. Masihkah ada hal seperti itu? Bambang hanya terdiam. Lotek, I'm in love? Sesuatu hal yang sangat mustahil dengan hal gaib dan mistis seperti itu. Semua hanya bertahan sementara. Sunggu suatu hal yang curang.

-end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar